PEMBINAAN
AKHLAK MASYARAKAT
MELALUI KEGIATAN SEMINAR ANTI RADIKALISME
DESA WONOKROMO KEC. COMAL
KAB. PEMALANG
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
KKN 43 IAIN Pekalongan 2017
Kelompok
11 Desa Wonokromo Kec. Comal Kab. Pemalang
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. H. Ahmad Zaeni, M.Ag
Disusun
oleh :
Disusun oleh :
MARDHOTILLAH
AGUSTINA
2021114329
JURUSAN
TARBIYAH
FAKULTAS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
A.
Judul
PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT
MELALUI KEGIATAN SEMINAR ANTI RADIKALISME
DESA WONOKROMO KEC. COMAL
KAB. PEMALANG
B. Abstrak
Agustina, Mardhotillah. 2017.
Pembinaan Akhlak Masyarakat Melalui Kegiatan Seminar Anti Radikalisme Desa Wonokromo Kec.
Comal Kab. Pemalang. Karya Tulis Ilmiah
Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Pekalongan. Dosen Pembimbing Lapangan Dr. H.
Ahmad Zaeni, M. Ag.
Kata kunci : Pembinaan akhlak, Seminar Anti
Radikalisme.
Pembinaan akhlak yang
ditempuh islam adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem
yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk
diarahkan pada pembinaan akhlak. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan
akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara
kontinyu. Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhlak
lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi
terasa dipaksa. Selanjutnya yang tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan.
Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian
contoh teladan yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh
Rasulullah.
Anti radikalisasi merupakan segala upaya
untuk menetralisir paham-paham radikal melalui pendekatan interdisipliner,
seperti hukum, psikologi, agama dan sosial budaya bagi mereka yang dipengaruhi
paham radikal dan atau pro kekerasan, proses anti radikalisme
lebih mengutamakan dialog dari pada tindakan fisik sehingga mengena
dan aman dari pelanggaran HAM. Anti radikalisasi bisa diartikan sebagai upaya
untuk mereduksi kegiatan-kegiatan yang berbau radikal atau penuh dengan tindak
kekerasan. Bukti bahwa deradikalisasi yang dilakukan belum mampu menjangkau
kesemua pihak yang terkait yang berpotensi menjadi aktor-aktor teroris di kemudian
hari.
Masyarakat harus menyadari terorisme adalah musuh kita bersama dan harus
dilawan bersama karena menyengsarakan rakyat. Oleh sebab itu dibutuhkan peran
aktif semua komponen dalam masyarakat untuk bahu-membahu dalam mencegah dan
memberantas teroris agar masyarakat di bumi Indonesia yang tercinta ini dapat
hidup aman, damai dan tenteram. Mengacu pada pemikiran yang ada, penulis
mencoba mengadakan penilitian untuk mengatahui penyebab dan berusaha membantu
mencari solusi dari masalah yang dihadapi
C.
GAMBARAN UMUM DESA
Wonokromo adalah desa di kecamatan
Comal, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Di desa Wonokromo masih terdapat
banyak sawah dan kebun yang luas, cuacanya pun masih sangat asri. Desa
Wonokromo merupakan salah satu dari salah satu dari 18 (delapan belas) desa di
Kecamatan Comal dan salah satu dari 211
(dua ratus sebelas) desa di Kabupaten Pemalang.
Batas wilayah Desa Wonokromo Kecamatan Comal
adalah sebelah utara berbatasan dengan Desa Mojo Kecamatan Ulujami, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Klegen, Susukan kecamatan Comal, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Sarwodadi Kecamatan Comal, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami
Mayoritas penduduk desa Wonokromo
bekerja sebagai petani, peternak, pegawai negeri, konveksi dan perantauan. Masyarakat desa Wonokromo
mayoritas beragama Islam yang terdiri dari beberapa Ormas yaitu Nahdlotul
Ulama, Muhammadiyah, Syahaddatain, Assidiqiyyah, LDII, dan Sapto Darmo.
1. Letak Geografis
a.
Letak
Desa Wonokromo merupakan salah satu
dari salah satu dari 18 (delapan belas) desa di Kecamatan Comal dan salah
satu dari 211 (dua ratus sebelas) desa
di Kabupaten Pemalang.
b.
Batas Wilayah
Batas wilayah Desa Wonokromo
KecamatanComal adalah sebagai berikut:
1)
Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Mojo Kecamatan Ulujami
2)
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Klegen, Susukan kecamatan
Comal
3)
Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Sarwodadi Kecamatan Comal
4)
Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Pesantren Kecamatan Ulujami
c.
Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Wonokromo
KecamatanComal adalah 143,694 Ha.
d.
Ketinggian dan Keadaan Tanah
Ketinggian tanah Desa Wonokromo
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang adalah 6 M dan Jenis tanah yang ada
tergolong lahan basah yang termasuk dalam Gley Humus.
2. Kondisi
Geografis
a.
Orbitasi
Jarak ke Ibu kota kecamatan
|
Km
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
kecamatan dengan kendaraan bermotor
|
Menit
|
15
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
|
Menit
|
90
|
Kendaraan umum ke ibu kota
kecamatan
|
unit
|
Ada
|
Jarak ke ibu kota kabupaten/kota
|
Km
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
kabupaten dengan kendaraan bermotor
|
Menit
|
45
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
kabupaten dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
|
Menit
|
180
|
Kendaraan umum ke ibu kota
kabupaten/kota
|
unit
|
Ada
|
Jarak ke ibu kota profinsi
|
Km
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
profinsi dengan kendaraan bermotor
|
Menit
|
180
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota
profinsi dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
|
Jam
|
36
|
Kendaraan umum ke ibu kota
profinsi
|
Unit
|
Ada
|
b.
Jumlah Wilayah Dusun
Desa Wonokromo terdiri dari 3 Dusun, 6 RW dan
22 RT.
3. Iklim dan Musim
Curah Hujan
|
2300 mm
|
Jumlah Bulan Hujan
|
6 bulan
|
Kelembaban
|
0,00
|
Suhu Rata Rata Harian
|
23-33 0C
|
Tinggi Tempat Dari Permukaan Laut
|
6 mdl
|
4. Potensi Sumber Daya Manusia
Jumlah Laki-laki
|
2610 orang
|
Jumlah Perempuan
|
2536 orang
|
Jumlah total
|
5146 orang
|
Jumlah Kepala Keluarga
|
1373KK
|
5.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Petani
|
416 orang
|
76 orang
|
Buruh Tani
|
447 orang
|
215 orang
|
Pegawai Negeri Sipil
|
17
orang
|
16 orang
|
Pedagang keliling
|
20
orang
|
46 orang
|
Peternak
|
120 orang
|
7 orang
|
Dokter Swasta
|
-
|
1 orang
|
Bidan Swasta
|
-
|
1 orang
|
Pensiunan TNI/POLRI
|
16 orang
|
24 orang
|
Tukang Cukur
|
2 orang
|
-
|
Tukang Service Elektronik
|
1 orang
|
-
|
Tukang Pijat
|
1 orang
|
-
|
6. Tingkat Kesejahteraan
Penduduk
Matapencaharian masyarakat sering kali digunakan sebagai gambaran tentang kesejahteraan ekonomi
masyarakat di suatu daerah. Jika dilihat dari matapencaharian dari warga desa
Wonokromo kesejahteraan masyarakat di desa ini dapat dikatakan Baik. Terlihat
dari bangunan tempat tinggal dan sarana transportasi yang mereka miliki.
7. Keadaan Sosial Budaya
Pada umumnya masyarakat pedesaan lebih
cenderung mempunyai corak socio-culture kebersamaan yang beda dengan
masyarakat perkotaan yang individualis. Tradisi yang dilakukan adalah tradisi
menjenguk orang sakit dan takziyah, saling bertukar masakan (kirim -kiriman)
diawal ramadhan ke tetangga terdekat.
Kemudian dari segi keagamaannya pada
bulan suci ramadhan masing- masing musholla diisi dengan sholat tarawih,
tadarusan dan tausiyah serta sholat keliling yang dilakukan oleh IPNU dan
IPPNU. Setelah lebaran setiap malam jum’at diadakan tahlil di tiap-tiap musholla
setelah ba’da maghrib, rutinan jayalah bapak-bapak, yaitu setiap malam kamis
dua minggu sekali ba’da isya’ di Masjid Jami’ Baburrahman, untuk ibu-ibu juga
mengadakan berzanji dan tahlil keliling setiap kamis sore yaitu Muslimat dan
jum’at sore Fatayat setiap satu minggu sekali dari rumah ke rumah, sedangkan
untuk Jayalah Ibu-ibu dan al- Hidayah pada hari Ahad, dua Minggu sekali di
Masjid Jami’ Baburrahman. Kemudian pada malam Minggu ba’da isya dilakukan
kegiatan IPNU IPPNU bagi para remaja desa Wonokromo.
Kemudian untuk tradisi atau adat-istiadat
yang masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Wonokromo Kecamatan Comal
Kabupaten Pemalang antara lain:
a.
Adat-istiadat,
seperti:
§ Adat-istiadat dalam perkawinan
§ Adat istiadat dalam memperingati wafatnya seseorang
§ Halal bi halal antar warga
§ Adat-istiadat dalam kelahiran
§ Adat dalam khitan
§ Muharroman
§ Sya’banan
b.
Kerjasama dan
Solidaritas
§ Takziyah
§ Menjenguk orang sakit
§ Sambatan buat rumah
§ Memperbaiki saluran air
§ Kebersihan lingkungan
§ Membersihkan masjid
§ Membersihkan musholla
Berkenaan dengan hiburan di desa
Wonokromo, diantaranya adalah Simtuduror, Orgen tunggal dan Pewayangan. Hiburan
orgen tunggal sering terlihat pada acara pernikahan warga,simtudduror pada saat
peringatan hari besar Islam dan pernikahan, sedangkan pertunjukan wayang pada
saat upacara candi Krapyak yang terletak di Gang Melati 2.
8. Desa pada Masa Lalu
Menurut salah
satu tokoh masyarakat desa Wonokromo,
terbentuknya desa Wonokromo berawal dari pelarian prajurit Mataram Islam yang
kalah perang dengan pasukan VOC di Batavia. Sebagai raja Sultan Agung memiliki
semboyan pantang pulang sebelum membawa kemenangan sehingga prajurit Mataram
Islam yang mengalami kekalahan ini mengalami kebingungan untuk pulang sehingga
mereka lari kepesisir utara pantai comal yang pada zaman dahulu masih berbentuk
alas yang ditumbuhi tanaman kromo, akhirnya mereka membuka hutan (babat alas)
dan menetap disitu. Karena banyak di tumbuhi tamanan kromo yang lebat akhirnya
desa inipun diberi nama desa Wonokromo.
Wonokromo
sendiri terdiri dari dua kata yaitu “wono” dan “kromo”, wono itu artinya alas
sedang kromo itu tanaman kremo jadi wonokromo artinya alas yang di tumbuhi
tanaman kremo(semacam tanaman kangkung tetapi tidak merapat melainkan tumbuh
keatas).
Diantara
pejuang Mataram Islam yang lari ke Wonokromo yaitu Mbah Admojodipuro, Mbah Werkudoyo, Sangan Joyo, Lalang Buwono, yang awalnya bermukim di Wonokromo tepatnya
di Candi Krapyak yang sampai sekarang masih ada jejak peninggalannya yang
berupa makam Mbah Atmojodipuro. Banyak dari peziarah yang datang dari berbagai
tempat untuk berdoa di candi krapyak tersebut.
9. Desa pada Masa
Kini
Desa Wonokromo mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu
baik dari segi infrastruktur, kehidupan sosial maupun pendidikan. Salah satu
tokoh agama yang berpengaruh didesa Wonokromo yaitu Mbah Kholil bin Surhadi
Kusumo dari Desa Kebagusan Kecamatan
Ampelgading. Beliau mempunyai adik yang bernama Kurdi bin Surhadi
Kusumo. Mbah Kholil bin Surhadi Kusumo dijodokan dengan seorang perempuan yang
bernama Khalimah yang merupakan anak dari salah satu sesepuh desa Wonokromo,
dari hasil pernikahannya dengan Mbah Kholil mereka dikaruniai anak satu yaitu
H. Mahfud, lalu H.Mahfud mempunyai anak 2 yaitu Juhariyah dan Sopiah. Juhariyah
dijodohkan dengan seseorang yang bernama
Abdullatif, kemudian mereka memiliki keturunan 5 anak yaitu Abdul Malik,
Abdul Khariz, Eliya Sofa, Abdul Aziz, dan Ida Rizki.
Salah satu
peninggalan dari H. Mahfud yaitu Masjid Baburrahman yang terdapat di Jalan Raya
Wonokromo. Selain itu juga tanah waqaf dari Mbah Kh. Kholil didirikan TPQ
al-Kholili, PAUD al-Kholili dan SMP Plus al-Kholili.
Keunikan di
desa Wonokromo salah satunya yaitu terdapat banyak organisasi masyarakat
seperti Nahdlotul Ulama, Muhammadiyah, Syahadatain, Assidiqiyyah, LDII, dan
Sapto Darmo. Namun warga Wonokromo mampu menjaga kerukunan dan toleransi yang
tinggi antar organisasi masyarakat.
Tradisi atau
adat kebiasaan desa Wonkromo yaitu membuat sedekah bumi berupa tumpengan setiap
tahun sekali dibulan Muharram, yang dikumpulkan di Balaidesa Wonkromo dengan
ketentuan hari pelaksanaan menyesuaikan hari lahirnya lurah setempat yang
sedang menjabat. Adapun Kepala desa Wonokromo dari waktu ke waktu adalah
sebagai berikut :
1.
KEROK tahun 1879-1895
2.
TANUNDRIYO tahun 1895-1911
3.
DONGKOL tahun 1911-(1/2 tahun)
4.
SAMPUN tahun 1911-1927
5.
WONODIMERTO tahun 1927-1945
6.
SUWARYO tahun 1945-1947
7.
SUDARNO tahun 1947-1949
8.
SUWARYO tahun 1950-1975
9.
ATMO tahun 1975-1998
10.
WARMAD tahun 1999-2000
11.
SUJATNO tahun 2001-2003
12.
NURYANI tahun 2003-2014
13.
IMRON ASNAWI tahun 2014 sampai sekarang
Masjid adalah
“rumah Allah”, tempat umat islam menjalin pertalian ruhaniyah dengan Allah SWT
(habl minallah), melalui perlambangan takbir, tahmid, rukun, dan sujud
dalam shalat kita menyatakan ketundukan dan kepasrahan diri kepada kehendak dan perintah-Nya.Masjid
adalah juga rumah Allah, tempat dimana umat islam menjalin hubungan dengan
sesama (habl minannaas), secara lahir maupun batin, merajut
persaudaraan sejati sebagai sesama
hamba, makhluk yang paling dimuliakan-Nya.
Dengan
demikian, masjid berfungsi tidak hanya sebagai pusat kegiatan ibadah umat
islam, melainkan juga pusat kebudayaan islam. Masjid berfungsi sebagai tempat
sujud atau tempat berkumpulnya kaum muslimin untuk melaksanakan shalat
berjamaah juga menjadi tempat atau pusat pendidikan, pusat
informasi,pengembangan baitul mall untuk kesejahteraan dan santunan sosial
serta menjadi tempat perdamaian dan
peradilan sengketa,tempat konsultasi komunikasi masalah sosial,ekonomi,dan
budaya.
D. PENGERTIAN
PEMBINAAN AKHLAK
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan adalah proses,perbuatan,caramembina,pembaharuan,
penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Mathis pembinaan adalah suatu
proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu
untuk membantu mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena
itu, proses ini
terkait dengan berbagai
tujuan organisasi, pembinaan dapat
dipandang secara sempit
maupun luas. Sedangkan Ivancevich
mendefinisikan pembinaan sebagai usaha untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang
atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah kegiatan
yang dilakukan secara berkala untuk mmencapai suatu tujuan atau hasil yang
lebih baik.
2. Pengertian Akhlak
Secara
etimologi kata akhlak
berasal dari bahasa
Arab bentuk jamak
dari kata khuluq, yang
berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku
atau tabiat, pada
hakikatnya khuluq ( budi pekerti
) atau akhlak
ialah suatu kondisi
atau sifat yang
telah meresap dalam jiwa
dan menjadi kepribadian
hingga timbul berbagai
macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa
dibuat-buat dan memerlukan pemikiran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa
Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama), namun
kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk
tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam
ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad
SAW sebagai Rasul, yang artinya: Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada
di atas budi pekerti yang agung (QS Al-Qalam [68]: 4).
Kata akhlak banyak ditemukan didalam hadist-hadist Nabi
SAW, dan salah satunya yang paling populer adalah “Aku hanya diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.” Bertitik tolak dari pengertian bahasa di
atas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa
akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam, dan bahwa firman Allah SWT berikut
ini dapat menjadi salah satu argumen keanekaragaman tersebut, yang berarti “Sesungguhnya
usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam.” (QS Al-Lail [92]: 4).
3. Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama
dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad
SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian islam
yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian
islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik,
dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada
tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada
seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.
Pembinaan akhlak yang ditempuh Islam adalah menggunakan
cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana
peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhlak.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang
dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Dalam tahap-tahap
tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan
dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Selanjutnya
yang tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan. Pendidikan itu tidak akan
sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan
nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah.
Ibnu
Maskawaih merumuskan tujuan
pembinaan akhlak yaitu
terwujudnya sikap batin yang
mampu mendorong secara
spontan untuk melahirkan
semua perbuatan yang bernilai
baik, sehingga mencapai
kesempurnaan dan memperoleh
kebahagiaan sejati dan sempura
dalam arti yang
sempurna. Tujuan pembinaan
akhlak bersifat menyeluruh
yakni mencakup kebahagiaan hidup manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
E. RADIKALISME
Gerakan ini telah muncul pada masa kemerdekaan
Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai akar gerakan Islam garis keras era
reformasi. Gerakan dimaksud adalah DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)
dan Negara Islam Indonesia (NII) yang muncul era 1950- an (tepatnya 1949).
Darul Islam atau NII mulanya di Jawa Barat, Aceh dan Makassar. Gerakan ini
disatukan oleh visi dan misi untuk menjadikan syariat sebagai dasar negara
Indonesia. Gerakan DI ini berhenti setelah semua pimpinannya atau terbunuh pada
awal 1960- an. Sungguhpun demikian, bukan berarti gerakan semacam ini lenyap
dari Indonesia. Pada awal tahun 1970-an dan 1980-an gerakan Islam garis keras
muncul kembali, seperti Komando Jihad, Ali Imron, kasus Talangsari oleh Warsidi
dan Teror Warman di Lampung untuk mendirikan negara Islam, dan semacamnya.
Ulasan utama dari radikalisme agama atau
gerakan-gerakan Islam garis keras tersebut adalah dilatarbelakangi oleh politik
lokal: dari ketidakpuasan politik, keterpinggiran politik dan semacamnya. Namun
setelah terbentuknya gerakan tersebut, agama meskipun pada awalnya bukan
sebagai pemicunya, kemudian menjadi faktor legitimasi maupun perekat yang
sangat penting bagi gerakan Islam garis keras. Sungguhpun begitu, radikalisme
agama yang dilakukan oleh sekelompok muslim tidak dapat dijadikan alasan untuk
menjadikan Islam sebagai biang radikalisme. Yang pasti, radikalisme berpotensi
menjadi bahaya besar bagi masa depan peradaban manusia.
Gerakan radikalisme ini awalnya muncul sebagai
bentuk perlawanan terhadap komunisme di Indonesia. Selain itu, perlawanan mereka
terhadap penerapan Pancasila sebagai asas Tunggal dalam politik. Bagi Kaum
radikalis agama sistem demokrasi pancasila itu dianggap haram hukumnya dan
pemerintah di dalamnya adalah kafir taghut (istilah bahasa arab merujuk pada
“setan”), begitu pula masyarakat sipil yang bukan termasuk golongan mereka.
Oleh sebab itu bersama kelompoknya, kaum ini menggaungkan formalisasi syariah
sebagai solusi dalam kehidupan bernegara.
Gerakan radikalisme di Indonesia dapat merugikan
ketatanegaraan NKRI dan juga tidak sesuai dengan Pancasila. Radikalisme dapat
menjadikan negera dipandang rendah oleh bangsa lain sehingga ekonomi negara
memburuk, sehingga Pemerintahan Indonesia harus berupaya memulihkan hal
tersebut yang tentu merugikan ketatanegaraan. Selain itu radikalisme
bertentangan dengan pancasila sila pertama. Tidak ada satupun agama yang di
Indonesia yang mengajarkan radikalisme untuk mencapai tujuan dari suatu
umat beragama.
Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi
masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa ini. Dua isu itu telah
menyebabkan Islam dicap sebagai agama teror dan umat Islam dianggap menyukai
jalan kekerasan suci untuk menyebarkan agamanya. Sekalipun anggapan itu mudah
dimentahkan, namun fakta bahwa pelaku teror di Indonesia adalah seorang Muslim
garis keras sangat membebani psikologi umat Islam secara keseluruhan. Berbagai aksi radikalisme terhadap generasi muda kembali
menjadi perhatian serius oleh banyak kalangan di tanah air. Bahkan, serangkaian
aksi para pelaku dan simpatisan pendukung, baik aktif maupun pasif, banyak
berasal dari berbagai kalangan.
F.
ANALISIS MASALAH
Mayoritas
penduduk desa Wonokromo bekerja sebagai petani, peternak, pegawai negeri,
konveksi dan perantauan. Masyarakat desa
Wonokromo mayoritas beragama Islam yang terdiri dari beberapa Ormas yaitu
Nahdlotul Ulama, Muhammadiyah, Syahaddatain, Assidiqiyyah, LDII, dan Sapto
Darmo.
Apabila dilihat dari latar belakang radikalisme sendiri secara umum adalah Bahwa
dilingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat kelompok
fundamentalis, militant extrim dan radikalisme. Radikalisme dapat berlaku pada semua agama. Sedangkan secara khusus yakni:
§ Pemahaman
seseorang terhadap agama yang kurang tepat.
§ Agama digunakan sbg pembenar tanpa
mengakui agama lain.
§ Adanya penindasan, ketidak adilan, dan
marginalisasi
§ Adanya tekanan social, ekonomi, politik.
§ Kurangnya kesadaran berbangsa dan
bermasyarakat secara pruralistik .
Sedangkan pembinaan akhlak yang ditempuh Islam adalah sistem
yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya, secara simultan untuk
diarahkan pada pembinaan akhlak. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan
akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara
kontinyu.
Maka pentingnya pembinaan akhlak melalui kegiatan seminar
anti radikalisme merupakan hal yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat desa
wonokromo, agar masyarakat mengerti akan
perkembangan pemahaman tentang terorisme yang saat ini masih
berkembang secara terselubung Serta mendapatkan pencerahan tentang terorisme
dan perilaku-perilaku yang dianggap menyimpang dari ajaran khususnya agama
Islam sehingga akhlak tidak lagi menjadi taruhan serta kerukunan dan toleransi
antar organisasi masyarakat tetap terjaga dengan baik. selain itu dengan
diadakannya kegiatan seminar tersebut memberikan pengajaran serta
ilmu agar warga masyarakat tidak senantiasa menerima ajaran Islam yang menyimpang.
1.
Analisis Masalah
a. Banyak faham serta aliran yang menyimpang pada
era sekarang ini.
b. Banyak terjadi aksi saling menyalahkan
keyakinan lain di era
sekarang.
c. Masyarakat perlu memahami dengan dalam apa itu
radikalisme serta bagaimana caranya agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham
yang menyimpang dari ajaran Islam.
2. Potensi Masyarakat
Masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
desa Wonokromo menjadi salah satu masalah yang harus segera ditangani dengan
mengunakan potensi masyarakat yang ada.
a.
Sumber Daya Lokal
Untuk menanggulangi adanya penyimpangan ajaran Islam, mahasiswa KKN IAIN
Pekalongan gelombang 3 membuat program kegiatan “seminar anti radikalisme” yang
mana dalam seminar tersebut akan dijelaskan mengenai makna radikalisme,
latarbelakangnya, faktor-faktornya, bentuk-bentuk radikalisme, serta hal-hal
lain yang terkait dengan radikalisme.
b. Kearifan Lokal
Mengembangkan kearifan lokal dan tradisi
keagamaan yang telah menjadi bagian penting didalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Membangun kehidupan
beragamaa yang penuh dengan contoh kebaikan dan kebersamaan. Membangun
kehidupan yang mengedepankan kebersamaan dan menghindari yang ekslusif.
Yang perlu dilakukan untuk menghadapi banyaknya ketersimpangan ajaran Islam dan banyaknya terorisme adalah :
1) Perumusan
dakwah Islam yang kongkrit tentang membangun Islam Moderat dimulai dari tingkatan yang terkecil (RT, RW, Musholla, masjid).
2) Perlu membangun
kesadaran bersama tentang pentingnya Islam Moderat bagi
warga masyarakat yang beragam dalam berbagai hal (mulai dari tokoh agama dan
pemerintah secara berjenjang)
3) Perlu menguatkan pendidikan agama islam berbasis
Islam Moderat sejak usia dini di Mushola dan Masjid
4) Perlu merumuskan pola keberagamaan masyarakat dengan memperkuat tradisi yang ada dan
diwariskan oleh para pendakwah terdahulu secara konisten.
G. HARAPAN –
HARAPAN MASYARAKAT
1. Tujuan Analisis
Pada dasarnya tujuan analisis karya tulis ilmiah ini
adalah sebagai wujud rasa tanggung jawab kami selama melakukan KKN di Desa Wonokromo.
Melihat banyaknya ormas Desa Wonokromo serta banyaknya ajaran menyimpang di era
sekarang ini.
Adapun tujuan secara khusus adalah :
a.
Untuk mengetahui pengaruh positif
antara kegiatan seminar anti radikalisme terhadap akhlak masyarakat.
b.
Untuk mengetahui adakah
pengaruh yang signifikan kegiatan seminar anti radikalisme terhadap akhlak
masyarakat.
2. Harapan dan Manfaat
Pada
dasarnya anti radikalisasi bisa diartikan sebagai upaya untuk mereduksi
kegiatan-kegiatan yang berbau radikal atau penuh dengan tindak kekerasan. Sehingga masyarakat harus menyadari terorisme adalah musuh kita bersama dan harus
dilawan bersama karena menyengsarakan rakyat.
Harapannya, pembinaan akhlak sebagai tumpuan dalam Islam
dapat terjalin dengan baik serta adanya perbedaan ormas bisa menjadikan kuatnya
tali silaturahmi antar warga desa serta semakin tingginya toleran antar ormas.
Dan yang terpenting antar ormas tidak saling membenarkan apalagi menyalahkan,
bahkan seharusnya saling bekerjasama dalam mebangun Islam yang lebih baik.
Bisa memilah serta memilih
ajaran yang benar dan ajaran mana yang menyimpang sehingga tidak terpengaruh
ajaran yang menyipang tersebut serta tidak terlibat dengan aksi terorisme.
H. DINAMIKA UNTUK MENJAWAB HARAPAN
1. Strategi
Melibatkan seluruh komponen bangsa dan terpadu sesuai
dengan profesi dan bidang tugas masing-masing diawali dari kegiatan penyuluhan
dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Rencana kegiatan dan program
Kegiatan seminar anti radikalisme ini
melibatkan seluruh warga desa wonokromo comal pemalang yang mana tujuannya
untuk menanamkan rasa nasionalisme pada masyarakat Desa Wonokromo kecamatan
Comal Kabupaten Pemalang serta mahasiswa KKN. Kegiatan ini berupa dialog dan
diskusi terbuka antara pemateri dan audiens untuk menambah wawasan mengenai
anti radikalisme.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian
pertama dalam islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi
Muhammad SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Untuk menanggulangi adanya radikalisme Perlu perumusan dakwah Islam yang kongkrit tentang
membangun Islam Moderat dimulai dari tingkatan yang terkecil (RT, RW, Musholla,
masjid), Perlu membangun kesadaran bersama tentang
pentingnya Islam Moderat bagi warga masyarakat yang beragam dalam berbagai hal (mulai
dari tokoh agama dan pemerintah secara berjenjang), Perlu
menguatkan pendidikan agama islam berbasis Islam Moderat sejak usia dini di Mushola dan Masjid, Perlu merumuskan pola keberagamaan masyarakat dengan memperkuat
tradisi yang ada dan diwariskan oleh para pendakwah terdahulu secara konisten.
B. Rekomendasi
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa
dibagikan kepada orang lain dan bisa dimanfaatkan oleh orang tersebut. Jadi pada
saat ini saya akan membagikan sebuah ilmu yang saya dapat ketika mendapatkan
tugas sekaligus terjun langsung didalam dunia nyata (KKN) IAIN Pekalongan 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra
Sekolah. Yogyakarta: Belukar.
Buku panduan KKN, Revitalisasi Fungsi Masjid
Sebagai Institusi Pendidikan dan Sosial Masyarakat Desa Wonokromo Kecamatan
Comal.
Dr. H. Muhlisin, M.Ag (Narasumber
seminar anti radikalisme).